BAITSULTRA.COM. KONAWE – Baru seumur jagung menduduki kursi Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Konawe, dr. Romi Akbar, SpAn, KIC, langsung dikejutkan dengan “warisan” tak terduga: gunungan utang senilai Rp 27 miliar.
Fakta mencengangkan ini terungkap dalam rapat pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Konawe tahun 2024 di gedung DPRD Kabupaten Konawe, Senin (5/5/2025).
Di hadapan para wakil rakyat, dr. Romi secara blak-blakan membeberkan rincian utang yang ditinggalkan oleh kepemimpinan direktur RSUD Konawe sebelumnya. Angka fantastis tersebut terbagi dalam dua kategori utama: utang operasional sebesar Rp 21 miliar dan utang pegawai mencapai Rp 6,7 miliar.
Data yang dipaparkan dr. Romi membuka tabir kelam pengelolaan keuangan RSUD Konawe dalam beberapa tahun terakhir. Utang operasional, yang menjadi sorotan utama, menunjukkan tren peningkatan yang signifikan:
Tahun 2023 (masa dr. Agus Lahida) : Rp 3,4 miliar
Tahun 2024 (masa dr. Abdul Rahman Matta) : Meroket menjadi Rp 13,2 miliar
Hingga April 2025: Kembali membengkak menjadi Rp 3,9 miliar
“Jika kita totalkan, utang operasional rumah sakit kita saat ini mencapai angka yang sangat besar, yakni Rp 21 miliar,” ungkap dr. Romi dengan nada prihatin.
Lonjakan utang operasional yang mencapai hampir empat kali lipat dalam kurun waktu satu tahun (2023 ke 2024) menimbulkan pertanyaan besar terkait pengelolaan anggaran dan pengadaan di RSUD Konawe.
Lebih lanjut, dr. Romi menjelaskan bahwa utang pegawai sebesar Rp 6,7 miliar relatif tidak mengkhawatirkan karena telah memiliki alokasi dana khusus. Namun, sorotan tajam justru tertuju pada utang operasional yang mencapai Rp 21 miliar. Besarnya angka ini dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas keuangan dan operasional RSUD Konawe jika tidak segera ditangani.
Menyikapi temuan utang yang menggunung ini, dr. Romi mengaku telah mengambil langkah cepat.
“Kami telah melaporkan secara resmi temuan utang yang signifikan ini kepada pihak Inspektorat Kabupaten Konawe. Kami meminta agar segera dilakukan audit secara menyeluruh untuk mengetahui akar permasalahan dan potensi adanya penyimpangan,” tegasnya.
Langkah ini menunjukkan keseriusan direktur baru dalam menelusuri jejak pengelolaan keuangan RSUD Konawe di masa lalu.
Di tengah badai utang yang menerpa, dr. Romi memberikan angin segar bagi masyarakat Konawe. Ia menjamin bahwa pelayanan di RSUD Konawe akan tetap berjalan maksimal dan tidak akan dikorbankan.
Bahkan, ia berkomitmen untuk melakukan penataan dan perbaikan sistem layanan rumah sakit secara komprehensif. Visi besarnya adalah menjadikan RSUD Konawe sebagai rumah sakit rujukan paripurna yang berkualitas, sebuah cita-cita yang kini terbebani oleh warisan utang puluhan miliar rupiah.
Sebuah pernyataan menarik terlontar dari dr. Romi. Di tengah beban utang yang begitu besar, ia justru menunjukkan optimisme yang tinggi.
“Seiring berjalannya waktu dan dengan strategi yang tepat, saya optimis utang ini bisa kita selesaikan. Target saya, tahun ini tuntas,” pungkasnya dengan nada penuh keyakinan.
Tidak ada komentar