Redakan Konflik Tawamelewe, Kapolres Konawe Patroli di Lokasi Sengketa

waktu baca 2 menit
Selasa, 6 Mei 2025 19:55 0 42 Admin

BAITSULTRA.COM. KONAWE – Udara di Desa Tawamelewe, Kecamatan Uepai, pagi itu terasa berbeda. Bukan hanya karena kehadiran puluhan petugas berseragam, tetapi karena harapan untuk damai kembali mengemuka di tengah sengketa agraria yang telah lama membelah hati warga.

Selasa (6/5/2025), Polres Konawe menggelar patroli gabungan sebagai bagian dari upaya menjaga ketertiban dan menghindari gesekan antarkelompok. Persoalan lahan antara warga transmigran dan kelompok pengklaim yang dipimpin lalaki Eprit bukan sekadar soal tanah—tetapi tentang warisan, identitas, dan rasa keadilan yang saling bersinggungan.

Dipimpin langsung oleh Kapolres Konawe, AKBP Noer Alam, SIK., patroli ini bukan hanya membawa pesan keamanan, tetapi juga keteduhan. Dengan langkah pasti namun bersahabat, aparat mengedepankan pendekatan persuasif dan dialogis. Di bawah terik Matahari, petugas berdiri bukan sebagai penjaga hukum semata, tetapi juga sebagai jembatan penghubung harapan kedua belah pihak.

Di sela patroli, satu kejadian sempat menyita perhatian, yakni penangkapan seorang pria bernama Germawan, kakak dari Lelaki Eprit, atas laporan dugaan penganiayaan yang terjadi pada November 2024. Proses penangkapan berlangsung damai, meski sempat menimbulkan emosi dari pihak keluarga. Namun petugas tetap menahan diri, memilih kata dan sikap agar tidak memicu situasi yang lebih panas.

Pihak kelompok pengklaim tetap mempertahankan bahwa lahan tersebut adalah warisan leluhur, dan berharap penyelesaian sengketa dapat difasilitasi oleh Pemkab Konawe bersama pihak-pihak terkait.

“Kami ingin ada pembahasan terbuka dan keputusan bersama,” ujar salah satu perwakilan kelompok.

Patroli berakhir pada pukul 13.20 WITA dalam keadaan aman dan terkendali. Tak ada bentrok, dan tak ada ketegangan yang berarti.

Kapolres Konawe menegaskan, penegakan hukum tetap akan berjalan, namun dengan pendekatan yang mengutamakan kemanusiaan.

“Kami selalu mengedepankan langkah hukum yang tegas, namun tetap humanis. Tujuannya agar semua pihak merasa aman dan proses penyelesaian masalah berjalan tertib,” jelas Noer Alam.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA