BAITSULTRA.COM: KONAWE – Polemik utang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Konawe terus bergulir, menyeret dua mantan direktur dalam pusaran saling sanggah. Mantan Direktur RS Konawe periode terakhir, dr. Abdul Rahman Matta, akhirnya membuka suara, memberikan klarifikasi versi dirinya terkait beban utang rumah sakit yang mencapai puluhan miliar rupiah.
Dalam keterangan persnya Selasa (6/5/2025), dr. Abdul Rahman Matta memaparkan secara detail kronologi keuangan RSUD Konawe sejak ia menjabat pada 12 Februari 2024. Sebuah fakta mengejutkan terungkap: saat ia mengemban amanah, rumah sakit sudah terbebani utang sebesar Rp 28.572.056.358. Utang ini, menurutnya, merupakan akumulasi dari utang operasional dan kepegawaian yang berasal dari tahun-tahun sebelumnya.
“Ketika saya mulai bertugas, angka utang di tahun 2023 itu sangat fantastis, mencapai Rp 28,5 miliar lebih. Namun, dengan kerja keras dan pengelolaan keuangan yang ketat, kami berhasil melunasi sebagian besar utang tersebut di tahun 2024. Sehingga, sisa utang dari tahun 2023 yang belum terbayar hanya tinggal Rp 3.426.652.135,” ungkap dr. Abdul Rahman Matta dengan nada tegas.
Pernyataan ini secara implisit menepis anggapan bahwa lonjakan utang RSUD Konawe terjadi selama masa kepemimpinannya. Bahkan, ia mengklaim telah berhasil membayarkan sekitar Rp 25 miliar utang warisan dari tahun 2023 dalam kurun waktu kurang dari setahun.
Lantas, bagaimana dengan munculnya utang baru di tahun 2024 yang mencapai Rp 13,2 miliar? Dr. Abdul Rahman Matta menjelaskan bahwa kebijakan memprioritaskan pelunasan utang lama menjadi penyebab utama. Sebagian besar pendapatan rumah sakit di tahun 2024 dialokasikan untuk membayar utang warisan tersebut, sehingga berdampak pada kemampuan operasional dan menimbulkan utang baru.
“Pendapatan yang kami peroleh di tahun 2024 tidak sepenuhnya bisa kami gunakan untuk kebutuhan operasional tahun berjalan. Prioritas utama kami adalah ‘membersihkan’ beban utang tahun sebelumnya yang sangat besar. Alhamdulillah, kami berhasil menekan sisa utang tersebut secara signifikan,” jelasnya.
Dengan pernyataan terbuka ini, dr. Abdul Rahman Matta secara jelas ingin menyampaikan kepada publik bahwa kondisi utang RSUD Konawe saat ini bukanlah “dosa” kepemimpinannya. Ia dengan gamblang menyebut bahwa masalah ini adalah warisan dari kepemimpinan sebelumnya.
Namun, dr. Abdul Rahman Matta tidak menyebutkan secara spesifik siapa mantan direktur yang ia maksud. Pernyataan ini tentu berpotensi memicu polemik dan tuntutan klarifikasi dari pihak-pihak yang pernah memimpin RSUD Konawe sebelum dirinya.
Terlepas dari saling tuding antar mantan direktur, fakta bahwa RSUD Konawe memiliki beban utang miliaran rupiah tentu menjadi perhatian serius. Kondisi keuangan yang tidak sehat dapat berdampak langsung pada kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Konawe.
Dr. Abdul Rahman Matta sendiri berharap agar persoalan utang ini dapat segera diselesaikan secara komprehensif. Ia meyakini bahwa stabilitas keuangan adalah kunci untuk meningkatkan pelayanan di RSUD Konawe demi kepentingan seluruh masyarakat.
“Saya dan seluruh masyarakat Konawe tentu berharap agar masalah ini segera tuntas. Dengan demikian, pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat berjalan lebih optimal, sesuai dengan harapan kita bersama,” pungkasnya.
Tidak ada komentar